Search

NABI ZAKARIYA ‘ALAIHISSALAM

Gambar. Nabi Zakariya - www.pedulifajrifm.org

Bagikan :

NABI ZAKARIYA ‘ALAIHISSALAM

Nama dan Nasab Nabi Zakariya

Al-Hafizh Abu Qasim bin Asakir menyebutkan dalam karyanya yang familiar dan sarat informasi, At-Tarikh, “Zakariya bin Barkhaya, yang lainnya menyebut Zakariya bin Dan, bin Ladun, bin Muslim bin Shaduq bin Hasyban bin Dawud bin Sulaiman bin Muslim bin Shadiqah bin Barkhaya bin Bal’athah bin Nahur bin Syalum bin Bahfasyath bin Inaman bin Rahiam bin Sulaiman bin Dawud, Abu Yahya, Nabi Bani Israil.”

Allah memerintahkan rasul-Nya, Muhammad ﷺ untuk menuturkan kisah Zakariya dan perihal yang ia alami kala Allah menganugerahkan seorang anak padanya di masa tua, istrinya pun mandul saat masih muda, ia pun saat itu sudah menopause, agar siapa pun tidak putus asa untuk menggapai karunia Allah, tidak putus asa untuk meraih anugerah-Nya.

Nabi Zakariya Berdo’a Meminta Keturunan

Sebagian salaf mengatakan, “Ia bangun pada malam hari lalu berdoa kepada Rabb-nya dengan suara lembut dan lirih agar tidak terdengar orang yang ada di dekatnya, ‘Ya Rabb, Ya Rabb, Ya Rabb!’ Allah menjawab, ‘Aku penuhi panggilanmu, Aku penuhi panggilanmu, Aku penuhi panggilanmu.’ ‘Ya Rabbku, sungguh tulangku telah lemah.’ Yaitu sudah lemah karena tua, ‘dan kepalaku telah dipenuhi uban,’ majaz isti’arah yang diambil dari kobaran api pada kayu. Maksudnya uban telah mengalahkan rambut hitam.

Baca Artikel Lainnya!

Firman-Nya, “Dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu,” yaitu, setiap kali aku memohon kepada-Mu, kau selalu memperkenankan. Faktor yang mendorong Zakariya mengajukan permintaan ini adalah, saat itu merawat Maryam binti Imran bin Matsan, setiap kali memasuki mihrabnya, ia selalu melihat buah-buahan di luar musimnya. Ini merupakan karamah para wali. Zakariya akhirnya tahu, Dzat yang memberi rezeki buah-buahan yang tidak pada musimnya, tentu Kuasa untuk memberinya anak, meski usianya sudah udzur. “Di sanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, ‘Ya Rabbku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar Doa’.” (QS. ali ‘Imran: 28)

Kabar kelahiran

Firman-Nya, “Wahai Zakariya! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya,” Ini ditafsirkan oleh firman “Kemudian para malaikat memanggilnya, ketika dia berdiri melaksanakan shalat di mihrab, ‘Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) Yahya, yang membenarkan sebuah kalimat (firman) dari Allah, panutan, berkemampuan menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi di antara orang-orang saleh.” (QS. ali-Imran: 39)

Saat Zakariya diberi kabar gembira seorang anak, ia segera bertanya dengan nada heran, bagaimana ia bisa punya anak, sementara kondisinya seperti ini? “Ya Rabbku, bagaimana aku akan mempunyai anak, padahal istriku seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai usia yang sangat tua?” yaitu bagaimana orang yang sudah tua renta memiliki anak. Menurut salah satu pendapat usia Zakariya saat itu mencapai usia 77 tahun. Lebih tepatnya, wallahu a’lam, usianya lebih muda dari usia tersebut. “padahal istriku seorang yang mandul,” yaitu istriku sendiri saat masih muda, mandul dan tidak bisa memiliki anak. Wallahu a’lam.

Allah berfirman, “Maka kami kabulkan (doa)nya, dan kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan kami jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (QS. al-Anbiya: 90)

Setelah diberi kabar gembira ini, Ia keluar dari mihrab dan ia sampaikan kepada kaumnya dengan gembira. “lalu dia memberi isyarat kepada mereka: bertasbihlah kamu pada waktu pagi dan petang.” Yang dimaksud wahyu di sini adalah perintah secara samar. Mujahid, Ikrimah, Wahab, As-Suddi, dan Qatadah menyatakan, “Lidahnya kelu bukan karena penyakit.” Ibnu Zaid mengatakan, “Ia (Zakariya) bisa membaca dan bertasbih, namun tidak bisa berbicara dengan siapapun.

Riwayat tentang Wafatnya Zakariya

Riwayat dari Wahab bin Munabbih berbeda-beda terkait apakah Zakariya meninggal dunia secara wajar, ataukah mati dibunuh? Ada dua riwayat. Abdul Mun’im bin Idris bin Sinan meriwayatkan dari ayahnya , dari Wahab bin Munabbih, ia berkata, “Ia (Zakariya) melarikan diri dari kaumnya lalu masuk ke dalam sebuah pohon. Kaumnya datang, mereka kemudian menggergaji pohon dan juga Zakariya. Saat Gergaji mengenai tulang rusuknya, ia merintih, lalu Allah mewahyukan kepadanya, ‘Jika kau tidak berhenti merintih, Aku akan membalik bumi beserta semua manusia yang ada di atasnya.’ Ia berhenti merintih hingga dipotong menjadi dua’.”

Hadits ini juga diriwayatkan dari secara marfu’, Ishaq bin Bisyr meriwayatkan dari Idris bin Sinan, dari Wahab ia mengatakan, “Nabi yang bersembunyi didalam pohon adalah Sya’ya, sementara Zakariya meninggal dunia dengan wajar.” Wallahu a’lam.

Wasiat Nabi Zakariya

Imam Ahmad menuturkan, “Affan bercerita kepada kami, Abu Khalaf Musa bin Khalaf bercerita kepada kami, Yahya bin Abu Katsir bercerita kepada kami, dari Zaid bin Salam, dari kakeknya Mamthur, dari Harits Al-Asy’ari, Nabi ﷺ bersabda, ‘Allah mewahyukan lima kalimat kepada Yahya bin Zakariya agar ia laksanakan dan ia perintahkan Bani Israil untuk melaksanakannya. Kemudian seakan-akan Yahya lamban melaksanakannya. Allah ﷻ lalu mewahyukan kepada Isa, ‘Dia yang menyampaikan (kalimat-kalimat) itu, atau kau yang menyampaikannya.’

Harits Al-Asy’ari menambahkan, ‘Nabi ﷺ bersabda, ‘Dan aku memerintahkan lima (hal) pada kalian yang diperintahkan Allah ﷻ padaku, ‘(tetaplah bersama) jamaah, mendengar, taat, berhijrah dan berjihad di jalan Allah. Maka siapa yang meninggalkan jamaah meski sejengkal, ia telah melepaskan tali Islam dan iman dari lehernya, atau iman dari kepalanya, kecuali jika ia kembali. Dan siapa yang menyerukan seruan jahiliyah, ia adalah bagian dari bebatuan neraka Jahannam.’ Dikatakan, ‘Wahai Rasulullah, meski dia puasa dan shalat?’ beliau menjawab, ‘Meski dia puasa dan shalat. Maka panggillah orang-orang Muslim dengan nama-nama mereka yang dengannya Allah ﷻ menyebut mereka kaum Muslimin dan mukminin, wahai hamba-hamba Allah’.” (HR. Ahmad)

Selanjutnya, Al-Hafizh Ibnu Asakir meriwayatkan dari jalur Abdullah bin Abu Ja’far Ar-Razi, dari ayahnya, dari Rabi’ bin Anas, ia menuturkan, “Disampaikan kepada kami dari para sahabat Rasulullah ﷺ terkait kabar yang mereka dengar dari ulama Bani Israil, bahwa Yahya bin Zakariya diutus untuk menyampaikan lima kalimat, ia kemudian menyebutkan matan yang hampir sama seperti di atas.”

Yuk! Bersama Luaskan Dakwah dengan Sedekah Jariyah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *