Search

SERI SIROH NABI ﷺ: ISRA’ MI’RAJ

Gambar. Isra' Mi'raj - www.pedulifajrifm.org

Bagikan :

ISRA’ MI’RAJ

  1. Di tengah kesedihan mendalam karena ditinggal orang-orang terdekat, sementara tekanan dari pihak orang kafir Quraisy kian bertambah. Terjadilah sebuah peristiwa besar yang selalu disebut dalam sejarah, yaitu peristiw Isra’ Mi’raj Rosululloh ﷺ. Tidak disepakati secara pasti kapan persisnya peristiwa ini terjadi, namun yang pasti adalah bahwa peristiwa tersebut terjadi pada akhir masa keberadaan Rosululloh ﷺ di Makkah sebelum hijrah ke Madinah.
  2. Rincian Peristiwa: Rosululloh ﷺ di Isra’-kan (diperjalankan) dengan jasadnya dari Masjidil Haram ke Baitul Maqdis dengan mengendarai Buraq, dan ditemani oleh malaikat Jibril alaihimassalam. Kemudian di sana Beliau singgah dan menjadi imam shalat bagi para nabi. Sementara Buraq diikat di lingkaran pintu Masjidil Aqsha.

Pada malam itu juga, Beliau dengan buraq-nya Mi’raj (naik) dari Baitul Maqdis ke langit dunia. Satu demi satu lapis langit Beliau lewati, dan setiap kali Beliau melewati sebuah lapis langit, Beliau menemui para nabi, mulai dari Nabi Adam ‘alaihissalam di langit pertama hingga Nabi Ibrahim ‘alaihissalam di langit ketujuh. Beliau memberikan salam  kepada mereka, dan mereka menyambutnya dengan menjawab salam Beliau seraya mengakui kenabian Beliau ﷺ.

Kemudian Beliau naik lagi ke Sidratul Muntaha, lalu naik lagi ke Baitul Ma’mur. Kemudian Beliau naik lagi menemui Alloh Ta’ala, Beliau mendekat kepada-Nya, lalu Alloh memberikan wahyu-Nya yaitu tentang perintah sholat sebanyak lima puluh waktu dalam setiap hari. Setelah itu Beliau kembali, lalu menemui Nabi Musa ‘alaihissalam, Beliau bertanya: “Apa yang diperintahkan Alloh kepadamu? Beliau menjawab: “Lima puluh shalat”, Nabi Musa ‘alaihissalam berkata lagi: “Umatmu tidak akan kuat dengan perintah itu, kembalilah menemui Tuhanmu, mintalah keringanan untuk umatmu!” Kemudian Rosululloh ﷺ bersama Jibril kembali menemui Alloh Ta’ala. Begitu seterusnya Beliau bolak-balik antara menemui Alloh Ta’ala dan Nabi Musa ‘alaihissalam untuk meminta keringanan kewajiban shalat bagi umatnya. Hingga akhirnya Alloh memberikan kewajiban kepada Rosululloh ﷺ dan umatnya shalat lima waktu dalam sehari. Sebenarnya Nabi Musa ‘alaihissalam masih memerintahkan Rosululloh ﷺ untuk kembali, namun kali ini Rosululloh ﷺ menolaknya karena merasa malu sudah sekian kali minta keringanan dari Alloh Ta’ala.

Baca Artikel Lainnya!

  1. Pada peristiwa Isra’ Mi’raj, Rosululloh ﷺ diperlihatkan beberapa hal, di antaranya:
    • Rosululloh ﷺ ditawarkan khamar dan susu, Beliau memilih susu. Maka dikatakan kepadanya : “Engkau telah diberi petunjuk atas fitrah, seandainya engkau mengambil khamar, maka umatmu akan tersesat”.
    • Beliau melihat orang-orang yang memakan harta anak yatim, mereka memiliki bibir seperti bibir onta. Mereka mengambil sepotong api neraka langsung dengan bibirnya itu, lalu api itu keluar dari duburnya.
    • Beliau juga melihat mereka yang memakan riba, memiliki perut besar yang karenanya tidak dapat bergerak.
    • Beliau juga melihat pezina. Di hadapan mereka terdapat daging segar yang baik dan di sampingnya terdapat daging bangkai berbau busuk. Mereka memakan bangkai yang berbau busuk tersebut dan meninggalkan daging yang baik.
  2. Sekembalinya dari Isra’ Mi’raj, keesokan harinya Rosululloh ﷺ menyampaikan kebesaran Alloh tersebut kepada kaumnya, namun mereka mengingkarinya dengan keras. Mereka meminta agar Rosululloh ﷺ menjelaskan ciri Masjidil Aqsha. Maka Alloh memperlihatlkan baginya masjid tersebut sehingga Beliau dapat melihatnya dengan jelas. Lalu Beliau terangkan ciri-cirinya sehingga mereka tak dapat membantahnya. Selanjutnya Rosululloh ﷺ mengabarkan rombongan yang dilihatnya ketika pulang dari Isra’ Mi’raj, maka Beliau sampaikan tentang waktu kedatangannya bahwa disampaikan pula onta yang berada di depan rombongan tersebut, ternyata semuanya persis seperti apa yang Beliau sampaikan. Namun dengan semua itu orang-orang kafir justru semakin mengingkari Rosululloh ﷺ dan semakin bertambah kekafirannya.
  3. Diriwayatkan bahwa julukan Ash-Shiddiq (Yang Membenarkan) bagi Abu Bakar ash-Shiddiq berawal dari pembenaran Beliau terhadap peristiwa Isra’ Mi’raj yang Rosululloh ﷺ lakukan sementara orang-orang kafir mendustakannya.
  4. Al-Quran menjelaskan dengan ringkas tujuan dari perjalanan Isra’ Mi’raj dalam ayatnya: “Agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) Kami” (QS. al-Isra’: 1).

Yuk! Bersama Luaskan Dakwah dengan Sedekah Jariyah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *