NABI AYYUB ‘ALAIHISSALAM

Bagikan :

Nabi Ayyub ‘Alaihissalam

Nasab dan Kedudukannya

Ayyub berasal dari keturunan Ibrahim, berasal dari bangsa Romawi. Ia adalah Ayyub bin Mush bin Razah bin Aish bin Ishaq bin Ibrahim.

Ayyub termasuk salah satu nabi yang secara nash disebut diberi wahyu. Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS. an-Nisa: 163)

Ayyub adalah orang yang kaya raya, memiliki berbagai jenis harta, mulai dari binatang ternak, budak, hewan, tanah yang luas, ia juga memiliki banyak istri dan anak. Namun, Ayyub juga diberi ujian oleh Allah berupa penyakit pada tubuhnya, tidak ada satupun anggota badannya yang tanpa ada penyakit selain hati dan lisan yang dengan kedua anggota ini badan ia terus mengingat dan menyebut Allah dengan penuh kesabaran, pagi, siang, sore dan malam tidak pernah henti.

Diuji Penyakit

Ayyub lama menderita penyakit, para mufassir berbeda pendapat, ada yang mengatakan 33 tahun, ada yang mengatakan tujuh tahun dan ada lagi yang mengatakan 18 tahun. Hingga teman dekatnya merasa jijik, diusir dari kampungnya, diletakkan di tempat pembuangan. Semua orang menjauh dan tidak ada satupun yang merasa iba kecuali isrinya. Hanya istrinya yang selalu menjaga, merawat, membantunya dan melayaninya ketika ada perlu.

Kondisi istrinya pun semakin lemah, sementara harta benda Ayyub semakin berkurang hingga akhirnya istrinya bekerja kepada orang lain untuk mendapatkan upah sekedar mengganjal perut. Ujian Ayyub semakin berat, namun ia dan istrinya terus semakin bersabar hingga menjadi perumpamaan dalam kesabaran, juga perumpamaan orang yang mendapat berbagai macam ujian.

Nabi ﷺ bersabda, ‘Sungguh, Nabi Allah Ayyub bertahan dalam ujian selama 18 tahun, ia ditolak kerabat maupun orang jauh, kecuali dua saudaranya. Mereka termasuk saudara-saudara dekatnya. Keduanya selalu menghampiri Ayyub setiap pagi dan sore. Salah satunya kemudian berkata kepada yang lainnya. ‘Demi Allah, kau tahu, Ayyub telah melakukan suatu dosa yang tidak pernah dilakukan seorang pun di antara seluruh manusia.’.

Temannya bertanya, ‘Kenapa seperti itu?’

Ia menjawab, ‘Karena sudah 18 tahun ini, Rabb tidak mengasihinya lalu melenyapkan musibah yang menimpanya.’ Saat keduanya datang menemui Ayyub pada sore hari, ia tidak sabar untuk menyampaikan hal itu.

Ayyub kemudian berkata. ‘Aku tidak mengerti apa maksudmu? Hanya saja, Allah mengetahui, aku pernah melintas di hadapan dua orang yang bertikai, keduanya kemudian menyebut-nyebut nama Allah. Aku lantas pulang ke rumah, lalu aku tebus sumpah kedua orang tersebut, Karena aku tidak mau nama Allah disebut-sebut, selain dalam kebenaran.

Ayyub setiap kali membuang hajat, tangannya dipegangi istrinya hingga hajat selesai. Suatu hari, istrinya tidak kunjung datang, lalu Allah mewahyukan kepada Ayyub di tempatnya, “Hantamkanlah kakimu; Inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum”. (Shad: 42).

Allah Muliakan Ayyub

Saat istrinya datang, ternyata Ayyub tidak ada. Istrinya lama menunggu. Ayyub kemudian datang dan istrinya melihat dirinya. Ayyub pun menghampirinya. Ujian yang menimpa Ayyub telah hilang. Ayyub terlihat lebih tampan dari sebelumnya.

Setelah melihat Ayyub, istrinya berkata, ‘Wahai, semoga Allah memberkahimu! Apa kau melihat Nabi Allah yang tertimpa ujian itu? Demi Allah Yang Maha Kuasa untuk menimpakan ujian seperti itu, aku tidak melihat seorang pun yang mirip dengannya melebihimu, andai saja dia sehat.’

Ayyub menjawab, ‘Ini aku orangnya.’. Ayyub memiliki dua tempat untuk menimbun hasil panen, yang satu untuk menimbun gandum, yang satunya lagi untuk menimbun jelai. Di atas keduanya Allah mengutus awan untuk menuangkan emas di atas tempat menimbun gandung, awan yang satunya lagi menuangkan perak di atas tempat menimbun jelai hingga meluap. Ayyub pun kembali menjadi orang yang kaya raya setelah diuji oleh Allah.

Ibnu Abbas rodhiyallohu’anhu berkata, “Allah mengenakan pakaian dari surga pada Ayyub, Ayyub kemudian menjauh dan duduk di salah satu sudut. Istrinya datang tanpa mengenalinya. Istrinya berkata, ‘Wahai hamba Allah! Kemana pergi orang yang tertimpa ujian yang biasa berada di sini? Sepertinya ia telah dibawa pergi anjing atau serigala.’

Ia berbicara padanya sesaat, lalu Ayyub berkata, ‘Bagaimana kau ini? Aku Ayyub!’

Istrinya berkata, ‘Apa kau meledekku, wahai hamba Allah?’

Ayyub kembali berkata, ‘Bagaimana kau ini? Ini aku, Ayyub! Allah telah mengembalikan tubuhku’.”. Ibnu Abbas mengatakan, “Allah mengembalikan harta benda dan anak-anaknya, dan (Allah melipatgandakan) jumlah mereka.”

Wahab bin Munabih mengatakan, “Allah mewahyukan kepada Ayyub, ‘Aku telah mengembalikan keluarga dan hartamu, juga (Aku lipat gandakan) jumlah mereka, maka mandilah dengan air ini, karena di dalamnya ada kesembuhan untukmu, berkurbanlah untuk para sahabatmu dan mohonkan ampunan untuk mereka, karena mereka telah durhaka kepada-Ku terkaitmu’.” (HR. Ibnu Abi Hatim)

Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Saat Allah menyembuhkan Ayyub, Ia menghujankan belalang emas padanya. Ayyub kemudian memungut belalang-belalang emas itu dengan tangannya, lalu ia letakkan di dalam bajunya, kemudian dikatakan kepadanya, ‘Wahai Ayyub! Apa kau tidak puas?’ Ayyub menjawab, ‘Ya Rabb! Siapa gerangan yang puas dari rahmat-Mu?!”

Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Saat Ayyub tengah mandi dengan telanjang, kaki belalang dari emas jatuh, lalu Ayyub menadahi dengan bajunya, Rabb ‘Azza wa Jalla kemudian memanggilnya, ‘Wahai Ayyub! Bukankah Aku telah memberikan kecukupan kepadamu sehingga kau tidak perlu mengambil apa yang kau lihat itu?’ Ayyub menjawab, ‘Betul ya Rabb! Namun aku tidak bisa merasa cukup dari berkah-Mu’.” (HR. Bukhari)

Firman-Nya, “Hentakkanlah kakimu,” yaitu hentakkan kakimu ke tanah. Ayyub kemudian melaksanakan yang diperintahkan padanya, Allah kemudian memancarkan mata air yang sejuk, Allah memerintahkannya untuk mandi dan meminum air itu, kemudian Allah menghilangkan penyakit dan gangguan yang ada pada dirinya secara lahir batin.

Allah menggantikannya dengan kesehatan lahir batin, rupa nan elok, dan harta benda yang banyak, hingga Allah menuangkan harta untuknya sebanyak-banyaknya, Allah juga menurunkan hujan belalang emas padanya. Allah memberikan kesembuhan kepada Ayyub dengan kesembuhan yang sempurna dan dia dapat berkumpul kembali dengan keluarganya. Maka mereka kemudian bertumbuh kembang sampai jumlah mereka dua kali lipat dari jumlah sebelumnya.

Allah menggantikan keluarganya di dunia, dan akan menyatukan mereka semua di akhirat. Firman-Nya, “Sebagai suatu rahmat dari Kami,” yaitu kami hilangkan kesulitan yang mendera, Kami hilangkan bahaya yang menimpa, sebagai rahmat, kasih sayang, dan kebaikan dari Kami.

Dhahak meriwayatkan dari Ibnu Abbas; Allah mengembalikan usia muda pada istri Ayyub dan membuatnya lebih cantik, hingga melahirkan 26 anak lelaki untuk Ayyub salah satu akan menjadi nabi yaitu Zulkifli. Ayyub hidup selama 70 tahun di Romawi ada yang mengatakan Ia meninggal dalam usia 75 tahun, memeluk agama yang lurus.

Ayyub adalah sosok Nabi yang sabar atas ujian yang diberikan oleh Allah sehingga Allah selalu merahmatinya, memberi keringanan atas sumpah yang dilakukan yaitu bersumpah akan mencambuk istrinya sebanyak seratus kali karena telah menjual rambutnya sewaktu mengurus Ayyub sedang sakit, ketika sudah sembuh Ayyub pun tidak jadi memukul karena rasa iba terhadap istrinya hingga Allah memerintahkan cukup memukul dengan sekali pukulan dengan seikat rumput. Sebagaimana firman-Nya, “Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), Maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati Dia (Ayyub) seorang yang sabar. (QS. Shaad: 44)

www.pedulifajrifm.org

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *