Search

NABI LUTH ‘ALAIHISSALAM

Bagikan :

  • Nasab Nabi Luth

Luth adalah putra Haran bin Tarikh. Tarikh sendiri adalah Azar. Luth adalah keponakan Ibrahim Al Khalil. Dengan demikian, Ibrahim, Haran dan Nahur adalah saudara.

  • Kaum Pertama Pelaku Homoseksual

Kaum Nabi Luth melakukan kekejian yang belum pernah dilakukan seorang manusia pun sebelumnya, yaitu homoseksual dan meninggalkan para wanita yang diciptakan Allah untuk dicampuri. Luth menyeru untuk beribadah kepada Allah semata yang tiada memiliki sekutu, melarang melakukan hal-hal terlarang, keji dan mungkar, serta perbuatan-perbuatan yang menjijikkan. Namun mereka lebih memilih untuk terus menerus berada dalam kesesatan dan kesewenang-wenangan hingga akhirnya Allah menimpakan siksa pada mereka.

  • Kisah Kaum Nabi Luth dalam Al Qur’an

Allah ﷻ berfirman, “Dan (kami juga telah mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, ‘Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu di dunia ini. Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas.’ Dan jawaban kaumnya tidak lain hanya berkata, ‘Usirlah mereka Luth dan pengikutnya dari negerimu ini, mereka adalah orang yang menganggap dirinya suci.’ Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikutnya, kecuali istrinya. Dia (istrinya) termasuk orang-orang yang tertinggal. Dan kami hujani mereka dengan hujan (batu). Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang berbuat dosa itu.” (QS. alA’raf : 80 83)

  • Kesesatan Kaum Nabi Luth

Ketika Luth ‘Alaihissalam menyeru mereka untuk beribadah hanya kepada Allah semata yang tiada memiliki sekutu, dan melarang mereka melakukan kekejian seperti yang Allah sebutkan, mereka tidak menerima seruannya juga tidak beriman padanya, bahkan satu orang pun tidak ada. Mereka enggan meninggalkan perbuatan yang dilarang, dan tetap saja seperti itu. Mereka tidak memberikan tanggapan apa pun selain dengan menyatakan, karena memang mereka tidak punya akal, “Usirlah Luth dan keluarganya dari negerimu, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang menganggap dirinya suci. (QS. An Naml: 56).

Mereka mencela Luth dengan kata-kata yang seharusnya diucapkan sebagai pujian. Inti celaan mereka adalah mengusir Luth. Tidak ada motif apa pun yang mendorong mereka melontarkan kata-kata seperti itu selain pembangkangan dan sikap keras kepala. Allah kemudian mensucikan Luth dan keluarganya, kecuali istrinya. Allah mengeluarkan mereka dari Sodom dengan baik, dan meninggalkan mereka dari tempat itu untuk selamanya, yang diubah Allah menjadi danau dengan bau busuk menyengat dan bergelombang, yang pada hakikatnya adalah api yang berkobar, dan airnya asin lagi pahit.

  • Kebiasaan Buruk Kaum Nabi Luth

Selain kekejian tersebut, mereka juga gemar merampok, mengkhianati kawan, melakukan kemungkaran di tempat-tempat pertemuan, baik dengan tutur kata ataupun tindakan, dengan berbagai macam jenisnya. Bahkan menurut salah satu sumber, mereka beradu kentut di tempat-tempat perkumpulan tanpa merasa malu dengan teman-teman di dekatnya. Bahkan kadang sebagian di antara mereka melakukan kejahatan besar di tempat-tempat pesta tanpa mau mendengar nasihat ataupun peringatan orang lain untuk menghentikan perbuatannya saat itu, tidak pula mau menyesali dosa-dosa yang lalu, juga tidak punya niat untuk berubah pada masa mendatang. Akhirnya, Allah menimpakan siksaan keras pada mereka.

Mereka mengatakan pada Luth, “Datangkanlah kepada kami adzab Allah, jika engkau termasuk orang-orang yang benar.” (QS. al-‘Ankabut : 29). Mereka meminta azab pedih dan siksaan besar yang diancamkan agar ditimpakan kepada mereka.

Saat itulah Luth memanjatkan doa keburukan terhadap mereka, memohon kepada Rabb seluruh alam, Ilah para rasul, agar menolongnya atas kaum yang berbuat kerusakan.

Allah merasa cemburu karena kecemburuan Luth, murka karena Luth marah, mengabulkan doanya, memperkenankan permintaannya, dan mengutus para utusan mulia dari kalangan malaikat, mereka adalah malaikat-malaikat besar. Mereka mampir di tempat Ibrahim Al Khalil dan menyampaikan berita gembira kelahiran seorang yang pandai (Ishaq). Mereka memberitahukan urusan besar dan petaka mereka yang akan mereka timpakan pada kaum Luth. “Dia (Ibrahim) berkata, ‘Apakah urusanmu yang penting wahai para utusan?’ Mereka menjawab, ‘Sesungguhnya, kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth), agar Kami menimpa mereka dengan batu-batu dari tanah (yang keras), yang ditandai dari Rabbmu untuk membinasakan orang-orang yang melampaui batas’.” (QS. Adz-Dzariyat : 31-37).

“Dan ketika utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengatakan, ‘Sungguh, kami akan membinasakan penduduk kota (Sodom) ini karena penduduknya sungguh orang-orang zalim.’ Ibrahim berkata, ‘Sesungguhnya, di kota itu ada Luth.’ Mereka (para malaikat) berkata, ‘Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami pasti akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya. Dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan)’.” (QS. al‘Ankabut: 31-32).

  • Malaikat Mendatangi Nabi Luth dengan Wajah Rupawan

Allah ﷻ berfirman, “Dan ketika para utusan Kami (para malaikat) itu datang kepada Luth, dia merasa curiga dan dadanya merasa sempit karena kedatangannya. Dia (Luth) berkata, ‘Ini hari yang sangat sulit’.” (QS. Hud : 77). Para mufassir menjelaskan, setelah para malaikat pergi meninggalkan Ibrahim mereka adalah Jibril, Mikail, dan Israfil, mereka terus berlalu hingga tiba di bumi Sodom dalam wujud pemuda-pemuda tampan sebagai ujian dari Allah untuk kaum Luth, juga untuk menegakkan hujah bagi mereka. Mereka bertamu ke kediaman Luth saat matahari terbenam.

  • Kisah Pembinasaan Kaum Nabi Luth

Para malaikat menghampiri Luth lalu memerintahkannya untuk pergi bersama keluarga pada akhir malam, “Dan jangan ada seorang pun di antara  kamu yang menoleh ke belakang.” (QS. Hud : 81). Yaitu saat mendengar suara azab menimpa kaumnya. Para malaikat memerintahkan Luth agar berjalan di belakang keluarganya layaknya menggiring mereka.

Allah ﷻ berfirman, “Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkan negeri kaum Luth, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar, yang diberi tanda oleh Rabbmu. Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang zalim.” (QS. Hud : 82-83).

  • Hukuman Bagi Pelaku Homoseksual

Asy Syafi’i, Ahmad bin Hanbal dan sejumlah imam lainnya berpendapat bahwa pelaku homoseksual dihukum rajam, baik sudah pernah menikah ataupun belum. Rasulullah ﷺ bersabda, “Siapa yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Luth (homoseksual), maka bunuhlah si pelaku dan yang diperlakukan.” (HR. Ahmad)

Abu Hanifah berpendapat, pelaku homoseksual dilemparkan dari puncak gunung dan dilempari batu seperti siksaan yang menimpa kaum Luth, berdasarkan firman Allah ﷻ, “Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang yang zalim.” (QS. Hud : 83)

Ikut Partisipasi Mendukung Program, Salurkan Donasi Anda di Sini!

www.pedulifajrifm.org

Categories