Sedekah yang diterima oleh Alloh SWT adalah sedekah yang dilakukan secara ikhlas, Alloh akan membalas sedekah yang ikhlas ini dengan pahala yang berkali-lipat, selain itu sedekah yang terbaik adalah sedekah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi dengan sedekah seperti ini maka Alloh akan memberi naungan pada hari kiamat kelak.
Banyak kaum muslimin yang bersedekah dengan cara yang keliru, hal inilah yang membuat sedekah kita tidak berkah. Diantaranya adalah,
1. Bersedekah dengan niat riya dan sum’ah
Ini adalah kesalahan yang sering ditemukan pada diri kaum muslimin baik secara terang-terangan maupun secara halus, sedekah dengan tidak ikhlas maka sedekah tersebut sia-sia tidak ada nilainya di sisi Alloh SWT, jangan bersedekah dengan niat ingin disebut sebagai dermawan atau ingin cari pujian karena dengan hal ini maka amal sedekah kita tidak akan diterima oleh Alloh SWT.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya (artinya: ikhlas) dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus” (QS. Al Bayyinah: 5).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang bahaya riya’ (gila pujian) bahwasanya amalan pelaku riya’ tidaklah dipedulikan oleh Allah. Dalam hadits qudsi disebutkan,
قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
“Allah Tabaroka wa Ta’ala berfirman: Aku sama sekali tidak butuh pada sekutu dalam perbuatan syirik. Barangsiapa yang menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku akan meninggalkannya (artinya: tidak menerima amalannya, pen) dan perbuatan syiriknya” (HR. Muslim no. 2985).
2. Bersedekah karena ingin dunia saja
Sedekah dengan hanya mengharapkan balasan di dunia ini adalah hal yang tercela bahkan Alloh SWT mewanti-wanti akan hal ini, sebaiknya lakukan amalan sedekah dengan ikhlas mengharap pahala dari Alloh SWT.
Allah Ta’ala berfirman,
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآَخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (16
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud: 15-16)
Dalam ayat lain disebutkan,
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الآخِرَةِ نزدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (QS. Asy Syuraa: 20)
3. Bersedekah dengan mengungkit-ungkit pemberian dan menyakiti hati penerima
Ketahuilah bahwa orang yang mengungkit-ungkit pemberian apalagi menyakiti hati si penerima maka sedekah mereka akan sia-sia, dan dia tidak akan mendapatkan pahala bahkan akan mendapatkan dosa.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)” (QS. Al Baqarah: 264).
Ibnu Katsir menjelaskan, “Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa sedekah menjadi sia-sia hanya karena si pemberi mengungkit-ungkit sedekah yang telah ia beri dan ia menyakiti yang menerima. Seseorang tidak mendapatkan pahala sedekah akibat melakukan dua kesalahan tersebut.”