Bersedekah dengan harta yang kita cintai memang merupakan sebuah tantangan bagi kebanyakan orang. Sifat manusia yang mencintai harta sering kali membuat kita enggan untuk mengeluarkannya. Namun, Al-Qur’an menegaskan bahwa manusia sangat berlebihan dalam mencintai harta . Allah Ta’ala berfirman,
وَتُحِبُّونَ ٱلْمَالَ حُبًّا جَمًّا
“Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.” (QS. Al-Fajr: 20).
Bahkan, ada yang menjadi sangat bakhil (pelit) karena cintanya kepada harta. Allah Ta’ala berfirman,
وَإِنَّهُۥ لِحُبِّ ٱلْخَيْرِ لَشَدِيدٌ
“Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” (QS. Al-‘Adiyat: 8)
Oleh karena itu, jika ada seseorang yang mampu mengeluarkan harta yang ia cintai untuk bersedekah, itu merupakan hal yang luar biasa.
Kisah Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu, seorang sahabat Nabi yang memiliki kebun kurma bernama Bairaha’, menjadi inspirasi bagi kita dalam hal bersedekah dengan harta yang kita cintai. Kebun kurma itu adalah harta yang paling ia cintai, namun ketika turun ayat dalam Surah Ali Imran ayat 92 yang menyatakan bahwa kita tidak akan mencapai kebajikan yang sempurna hingga kita menafkahkan sebagian harta yang kita cintai, Abu Thalhah dengan tegas memutuskan untuk bersedekah dengan kebun kurma tersebut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan pujian atas keputusan Abu Thalhah dan menyatakan bahwa harta yang ia sedekahkan tersebut adalah harta yang benar-benar beruntung. Hal ini memberikan pelajaran berharga bagi kita mengenai keutamaan bersedekah dengan harta yang kita cintai:
- Kebaikan dalam Keluarga: Hal ini mengajarkan tentang keutamaan menafkahi dan memberi sedekah kepada kerabat, istri, anak, dan orang tua, meskipun mereka belum memeluk agama yang sama. Memberi perhatian pada keluarga dan menjalin silaturahim merupakan nilai penting dalam Islam.
- Berbagi dengan Kerabat: Abu Thalhah memberikan kebunnya kepada kerabatnya, yakni Ubay bin Ka’ab dan Hassan bin Tsabit. Ini menunjukkan bahwa kita harus memberi perhatian khusus pada keluarga dan kerabat dalam berbagi kebaikan.
- Dua Pahala Sekaligus: Bersedekah kepada kerabat memiliki dua pahala. Pertama, pahala dari sedekah itu sendiri. Kedua, pahala dari menjalin hubungan kerabat (silaturahim). Dengan berbagi kepada kerabat, kita mendapatkan berlipat-lipat kebaikan.
Ketika kita bersedekah dengan harta yang kita cintai, itu adalah bentuk ujian dan kesetiaan kita kepada Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda bahwa sedekah tidak akan menyebabkan harta kita berkurang, malah akan mendatangkan berkah. Oleh karena itu, mari membiasakan diri untuk bersedekah dengan ikhlas dan ikatan cinta kepada Allah yang lebih kuat daripada cinta kita kepada harta duniawi.
Dalam prakteknya, kita bisa mencari cara-cara kreatif untuk bersedekah dengan harta yang kita cintai. Misalnya, jika kita sangat mencintai sebuah barang, kita bisa menjualnya dan menyumbangkan hasil penjualannya untuk amal. Atau, jika kita memiliki investasi yang memberikan keuntungan, kita bisa menyisihkan sebagian keuntungan tersebut untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Ingatlah bahwa bersedekah bukan hanya tentang memberi dari apa yang berlebih, tapi juga tentang memberi dari apa yang kita cintai. Dengan melakukan hal ini, kita menunjukkan kesungguhan dan keikhlasan dalam mendekatkan diri kepada Allah serta menguatkan ikatan persaudaraan dengan sesama umat manusia.
Semoga kisah Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu menjadi inspirasi bagi kita semua untuk lebih dermawan dan ikhlas dalam bersedekah dengan harta yang kita cintai. Dengan berbagi kebaikan, kita tidak hanya membantu sesama tetapi juga mendapatkan keberkahan dari Allah dalam kehidupan kita. Ingatlah bahwa kebahagiaan sejati terletak pada keikhlasan hati dan kepedulian terhadap sesama. Mari tingkatkan amal kebajikan kita dan semakin dekat dengan Allah melalui bersedekah dengan harta yang kita cintai.