PERANG UHUD
- Peristiwa perang Uhud terjadi pada hari Sabtu tanggal 15 Syawal tahun 5 H. Perang ini dikobarkan oleh kufar Quraisy yang ingin membalas dendam atas kekalahan mereka di Perang Badar. Mereka selalu membekali diri hingga siap sedia memerangi Rosululloh di Madinah. Kaum Quraisy mengerahkan 3.000 prajurit, selain suku Hubaisy. Terdiri dari 700 pasukan baju besi, 200 kavelari beserta 17 perempuan, di antaranya adalah Hindun binti ‘Utbah, istri Abu Sufyan. Ayah Hindun terbunuh saat perang Badar.
- Pasukan Quraisy berjalan hingga mencapai tengah lembah di dekat Uhud yang letaknya mengarah ke kota Madinah. Demikian juga pasukan kaum muslimin keluar dari Madinah untuk bertempur di kandang mereka.
- Rosululloh ﷺ lantas mengenakan baju besi, memasang tameng di dadanya dan membawa tombak serta menyandang pedang. Setelah itu, Beliau keluar menuju kaum Muslimin. Nabi pun menyandang Pedang. Orang-orang yang menyarankan keluar dari Madinah merasa menyesal, karena mereka telah menyebabkan Nabi terpaksa melaksanakan keputusan yang tidak sejalan dengan pendapat Beliau. Mereka berkata kepada Nabi, “kami tidak pantas menentangmu. Lakukanlah apa yang engkau kehendaki, atau duduklah bila kau ingin.” Tapi Rosululloh menjawab, “Tidak pantas bagi seorang Nabi, ketika dia telah mengenakan pakaian perangnya, untuk menanggalkannya kembali, sampai Alloh memutuskan perkara antara dia dan musuh-Nya.” Nabi kemudian keluar bersama sekitar 1.000 pasukan Muslim, dengan kekuatan 100 prajurit baju besi dan dua kavaleri.
- Ketika pasukan Muslim hendak keluar dari Madinah, Rosululloh melihat sekelompok kaum Yahudi hendak keluar bersama Abdullah bin Ubay bin Salul, pemimpin orang-orang munafik, untuk turut bersama kaum Muslimin. Rosululloh bertanya, “apakah kalian sudah masuk Islam?” mereka menjawab “Tidak wahai Rosululloh” Nabi bersabda, “Suruh mereka kembali, karena kami tidak meminta bantuan orang-orang Musyrik untuk menyerang Musyrik yang lain.” Di tengah perjalanan, Abdullah bin Ubay beserta 300 orang Munafik keluar dari barisan umat Islam hingga tinggal 700 prajurit saja.
- Rasul melanjutkan perjalanan sampai di medan Uhud. Beliau segera mengambil posisi membelakangi Gunung Uhud. Menghadap ke arah Musyrikin, mengatur prajurit dengan mengangkat 1 panglima untuk setiap batalyon dan memilih 50 pasukan pemanah yang dipanglimai oleh Abdullah bin Jubair Al-Anshari untuk melindungi barisan belakang pasukan Muslim dari kepungan kaum musyrik.
- Nabi berpesan pada mereka, “Lindungi barisan belakang, jangan sampai mereka datang menyerang dari arah belakang. Hujani mereka dengan arah panah. Kita akan selalu menang, selama kalian tetap berada di pos masing-masing. Ya Alloh, sesungguhnya aku menjadikan Engkau sebagai saksi atas mereka.”
- Peperangan pun dimulai. Alloh memberikan bantuan pada pasukan Muslim atas serangan kaum musyrik, sehingga sejumlah prajurit musuh tewas terbunuh sedang yang lainnya melarikan diri. Prajurit Muslim mengambil ghanimah yang ditemukan di perkemahan kaum musyrikin. Para prajurit pemanah yang berada di belakang mereka melihat kejadian itu dan berkata, “apa yang akan kita lakukan? Sesungguhnya Alloh telah menolong Rasulnya” mereka lalu berpikir untuk meninggalkan posisinya agar mendapat bagian ganimah. Namun, sang panglima, Abdullah bin Jubair mengingatkan pesan Rosululloh. Mereka menjawab bahwa peperangan telah usai.
- Khalid bin Walid, pemimpin sayap kanan pasukan musyrikin, melihat barisan belakang kaum Muslim luput dari perlindungan pasukan pemanah. Khalid dan sisa pasukannya memutar, kemudian berbalik menyerang kaum Muslim dari arah belakang dengan menghujaninya dengan anak-anak panah. Pasukan Muslim pun kocar kacir. Bahkan tersebar berita bahwa Rosululloh ﷺ telah gugur.
- Rosululloh ﷺ terkena godam hingga terjatuh dan pingsan. Wajah Beliau terluka, kedua lututnya koyak, bibir bagian bawahnya berdarah, topi baja yang dikenakannya pecah dan serpihannya menancap di pipi Beliau. Orang-orang musyrik dalam jumlah yang banyak berlomba untuk menghabisi Nabi. Tapi Beliau tetap bertahan, demikian juga dengan satu regu pasukan Muslim yang masih bersamanya. Di antara mereka ada Abu Dujanah, yang menamengi Rasululah dari serangan panah pasukan musyrik, sebuah anak panah tepat mengenai punggungnya; Sa’ad bin Abi Waqqash; dan Nasibah Ummu ‘Imarah Al-Anshariyah. Pada saat yang genting itu, Ubay bin Khalaf berusaha mendekat Rosululloh untuk membunuh Beliau. Dengan cepat Rosululloh menyambar belati dari seseorang, lalu menghujamkan ke leher Ubay. Akhirnya ia tewas seketika.
- Perang pun berakhir. Abu Sufyan dan orang-orang musyrik pun puas dengan kemenangannya, karena di perang badar mereka dikalahkan. “Hari ini adalah pembalasan hari Badar.” Katanya.
- Di antara para sahabat yang gugur dalam perang Uhud adalah Hamzah, paman Rosululloh. Hindun, istri Abu sufyan, memperlakukan jasad Hamzah dengan tidak senonoh. Ia merobek hati Hamzah dan mengunyahnya, setelah ia merasakan pahit langsung dimuntahkan. Dalam perang ini, prajurit yang gugur dari pihak Muslimin mencapai 70 orang, sedang dari pihak musyrikin 23 orang.