Search

NABI YAHYA ‘ALAIHISSALAM

Gambar. Nabi Yahya - www.pedulifajrifm.org

Bagikan :

NABI YAHYA ‘ALAIHISSALAM

Sifat luhur Nabi Yahya Alaihissalam

Firman-Nya, Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) kitab (taurat) itu dengan sungguh-sungguh.’ Dan kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak,” Allah mengabarkan tentang keberadaan si anak tersebut sesuai berita gembira ilahi yang disampaikan kepada ayahnya, Zakariya, bahwa Allah mengajarinya Kitab (Taurat) dan hikmah saat ia masih kanak-kanak.

Abdullah bin Mubarak berkata, “Ma’mar berkata, ‘Anak-anak berkata kepada Yahya bin Zakariya, ‘Mari kita bermain.’ Ia menjawab, ‘Kita diciptakan bukan untuk bermain-main.’ Itulah firman Allah ﷻ. ‘Dan kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak’.”

Baca Artikel Lainnya!

Selanjutnya Allah menyebutkan bakti Yahya kepada kedua orang tuanya, patuh pada perintah dan larangan keduanya, tidak durhaka kepada keduanya baik dengan tutur kata ataupun tindakan. Allah ﷻ berfirman “Dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukan orang yang sombong (bukan pula) orang yang durhaka.”

Setelah itu Allah ﷻ berfirman, “Dan kesejahteraan bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia dibangkitkan hidup kembali,”

Keutamaan Nabi Yahya

Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Tak seorang anak Adam pun melainkan pasti berbuat salah atau berniat melakukan kesalahan, kecuali Yahya bin Zakariya. Dan tak patut bagi siapapun mengatakan, ‘Aku lebih baik dari Yunus bin Mata’.” (HR. Ahmad)

Harits Al-Asy’ari menambahkan, ‘Nabi ﷺ bersabda, ‘Dan aku memerintahkan lima (hal) pada kalian yang diperintahkan Allah ﷻ padaku, ‘(tetaplah bersama) jamaah, mendengar, taat, berhijrah dan berjihad di jalan Allah. Maka siapa yang meninggalkan jamaah meski sejengkal, ia telah melepaskan tali Islam dan iman dari lehernya, atau iman dari kepalanya, kecuali jika ia kembali. Dan siapa yang menyerukan seruan jahiliyah, ia adalah bagian dari bebatuan neraka Jahannam.’ Dikatakan, ‘Wahai Rasulullah, meski dia puasa dan shalat?’ beliau menjawab, ‘Meski dia puasa dan shalat. Maka panggillah orang-orang Muslim dengan nama-nama mereka yang dengannya Allah ﷻ menyebut mereka kaum Muslimin dan mukminin, wahai hamba-hamba Allah’.” (HR. Ahmad)

Selanjutnya, Al-Hafizh Ibnu Asakir meriwayatkan dari jalur Abdullah bin Abu Ja’far Ar-Razi, dari ayahnya, dari Rabi’ bin Anas, ia menuturkan, “Disampaikan kepada kami dari para sahabat Rasulullah ﷺ terkait kabar yang mereka dengar dari ulama Bani Israil, bahwa Yahya bin Zakariya diutus untuk menyampaikan lima kalimat, ia kemudian menyebutkan matan yang hampir sama seperti di atas.”

Kesalehan Nabi Yahya

Mereka menyebutkan, bahwa Yahya sering menyendiri dari keramaian, ia lebih sering berada di tanah luas, memakan dedaunan pohon, meminum air sungai, dan sesekali memakan belalang. Ia berkata pada dirinya, “Siapa gerangan yang lebih mewah darimu, wahai Yahya?”

Ibnu Sakir meriwayatkan bahwa kedua orang tuanya pergi mencarinya, keduanya menemukan Yahya di dekat danau Urdun. Saat keduanya bertemu Yahya, Yahya membuat keduanya menangis sejadinya kala melihat ibadah dan rasa takut Yahya kepada Allah ﷻ.

Ibnu Mubarak meriwayatkan dari Wuhaib bin Warad, ia menuturkan, “Zakariya kehilangan anaknya selama tiga hari. Ia kemudian mencari anaknya di tanah luas, ternyata ia tengah menggali kubur, ia berdiri di atasnya dan mengisi diri sendiri. Zakariya lalu berkata, ‘Anakku! Sudah tiga hari ini aku mencari-carimu, ternyata kau berada di kuburan yang kau gali sendiri, kau berdiri dan menangis di dalamnya.’ Yahya menjawab, ‘Ayah! Bukankah engkau pernah berkata kepadaku bahwa di antara Surga dan Neraka ada padang luas yang hanya bisa dilalui dengan air mata.’ Zakariya kemudian berkata padanya, ‘Menangislah wahai anakku!’ keduanya lalu menangis’.” Mereka menyebutkan bahwa Yahya sering menangis, hingga banyaknya deraian air mata membekas di kedua pipinya.

Latar belakang pembunuhan Yahya

Para ahli sejarah menyebut sejumlah sebab yang melatar belakangi pembunuhan Yahya, di antara yang paling Masyhur adalah salah seorang raja Damaskus pada saat itu ingin menikahi mahramnya atau wanita yang tidak halal dinikahi, lalu Yahya melarangnya, hingga raja tersebut merasa jengkel padanya. Pada saat wanita tersebut berduaan dengan si raja untuk melakukan apa yang diinginkan si raja, wanita tersebut meminta darah Yahya. Raja mengabulkan permintaan wanita itu. Ia kemudian mengirim seseorang untuk membunuhnya. Ia kemudian datang dengan membawa kepala dan darah Yahya dalam sebuah baskom. Ada yang menyatakan, wanita itu langsung mati seketika itu juga.

Yuk! Bersama Luaskan Dakwah dengan Sedekah Jariyah

Categories