NABI YUNUS ‘ALAIHISSALAM
Kaum Nabi Yunus ‘Alaihissalam
Allah ﷻ berfirman, “Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.” (QS. Yunus: 98)
Dalam surah Yunus, Allah ﷻ berfirman, “Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, “Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim. Maka Kami kabulkan doanya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. al-Anbiya: 87-88)
Ahli tafsir menjelaskan, “Allah mengutus Yunus kepada penduduk Nainawi, dekat Mossul. Yunus menyeru mereka menuju Allah ‘azza wajalla, tapi mereka mendustakannya dan mereka berlaku semena-mena dengan tetap berada pada kekafiran dan penentangan. Karena situasi ini berlangsung sekian lama, akhirnya Yunus pergi meninggalkan mereka, dan mengancam siksa akan turun menimpa mereka setelah tiga hari.”
Taubatnya Kaum Nabi Yunus ‘Alaihissalam
Ibnu Mas’ud, Mujahid, Sa’id bin Jubair, sejumlah salaf lain dan khalaf menuturkan, “Saat Yunus pergi meninggalkan mereka dan mereka yakin akan tertimpa azab, rupanya Allah mengilhamkan mereka untuk bertobat dan kembali ke jalan kebenaran, menyesali atas tindakan yang telah mereka lakukan terhadap nabi mereka.
Mereka kemudian mengenakan pakaian kasar, memisahkan setiap induk hewan dengan anaknya, mereka kemudian berteriak kencang memanggil-manggil Allah ‘Azza wa Jalla, berdo’a sepenuh hati, merendahkan hati di hadapan-Nya, semuanya menangis; para lelaki, wanita, anak-anak dan para ibu, begitu juga dengan seluruh binatang ternak dan hewan, semuanya ikut berteriak, unta betina dan anaknya mengeluh, sapi betina dan anaknya mengeluh, kambing dan anak-ankanya mengembik. Itulah saat-saat yang besar.
Allah kemudian melenyapkan azab dari mereka dengan daya, kekuatan, kasih sayang, dan rahmat-Nya, azab yang telah terhubung dengan sebabnya dan siap menimpa. Azab itu telah berputar-putar di atas mereka seperti malam yang gelap. Karena itu Allah berfirman, “Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya,” yaitu kenapa tidak ada penduduk suatu perkampungan di antara umat-umat terdahulu yang beriman secara keseluruhan. Ini menunjukkan, siksa tidak menimpa kaum Yunus, tapi seperti yang Allah sampaikan “Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatanpun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: “Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya” (QS. Saba`: 34)
Jumlah kaum Nabi Yunus ‘Alaihissalam
Allah ﷻ berfirman, “Dan kami utus dia kepada seratus ribu (orang) atau lebih, sehingga mereka beriman, karena itu kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu.” (QS. ash-Shaffat: 147-148). Kenikmatan yang dianugerahkan ini tidak menafikan adanya anugerah lainnya, seperti siksaan akhirat dihilangkan bagi mereka. Wallahu a’lam.
Mereka berjumlah 100.000 orang. Para mufassir berbeda pendapat, apakah lebih dari itu. Diriwayatkan dari Makhlul; lebih 10.000 orang. At-tirmidzi, Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Zuhair, dari seseorang yang mendengar Abu Aliyah; Ubai bin Ka’ab bercerita kepadaku, ia bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang firman Allah ﷻ, “Dan kami utus dia kepada seratus ribu (orang) atau lebih” beliau menjawab, ‘Lebih dari 20.000 orang’. Andai saja bukan karena adanya seorang perawi yang tidak dikenal, tentu hadits ini sudah menjadi hakim yang memutuskan perdebatan terkait masalah bilangan ini’.”
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas; mereka berjumlah 130.000 orang. Diriwayatkan juga seratus tiga puluh ribu sekian orang. Sa’id bin Zubair mengatakan, “Mereka berjumlah 170.000.”
Nabi Yunus ‘Alaihissalam dilemparkan ke lautan dan ditelan Ikan besar
Saat Yunus pergi dengan marah karena sikap kaumnya, ia naik kapal, lalu kapal terombang-ambing karena keberatan muatan, mereka nyaris tenggelam. Mereka kemudian sepakat untuk membuat undian. Siapa yang undiannya keluar, dialah yang dilemparkan dari kapal untuk meringankan muatan. Saat undian dilaksanakan, ternyata yang keluar adalah undian Nabi Yunus. Seluruh penumpang kapal tidak rela jika Nabi Yunus yang dilemparkan. Mereka kembali membuat undian, dan yang keluar juga undian Nabi Yunus. Yunus kemudian menyingsingkan lengan baju untuk terjun sendiri, namun seluruh penumpang kapal tidak menginginkan hal itu. Mereka kembali membuat undian, dan lagi-lagi undian Nabi Yunus yang keluar, karena Allah menghendaki suatu hal besar padanya.
Allah berfirman, “Dan sungguh, Yunus benar-benar termasuk salah seorang rasul, (ingatlah) ketika dia lari, ke kapal yang penuh muatan, kemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk orang –orang yang kalah (dalam undian). Maka dia ditelan dalam keadaan tercela.” (QS. ash-Shaffat: 139-142)
Saat undian Yunus keluar, ia dilemparkan ke lautan. Allah ﷻ kemudian mengirim ikan besar dari lautan hijau dan langsung menelan Yunus. Allah memerintahkan ikan tersebut untuk tidak memakan daging dan tidak mematahkan tulang Yunus, karena dia bukan rezekimu. Ikan besar itu membawa Yunus berkelana ke segala penjuru lautan. Menurut salah satu pendapat, ikan besar tersebut ditelan ikan lain yang lebih besar.
Para mufassir menyebutkan, saat Yunus berada di perut ikan, ia mengira sudah mati. Ia kemudian menggerak-gerakkan tubuhnya, dan ternyata masih bisa bergerak. Ia tahu bahwa ia masih hidup, ia kemudian bersungkur sujud kepada Allah dan mengucapkan, “Ya Rabb! Aku membuat suatu masjid untuk-Mu di suatu tempat yang tak seorang pun beribadah kepada-Mu (selain aku).
Do’a Nabi Yunus saat berada di dalam perut ikan
“Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi,” menemui keluarganya “Dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Tidak ada Rabb selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.’ Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. al-Anbiya: 87-88).
Kemudian Doa Yunus naik hingga sampai ke bawah ‘Arsy, para malaikat kemudian berkata, ‘Ya Rabb! Suara lemah dan tidak asing berasal dari tempat yang tidak diketahui.’ Allah bertanya, ‘Apa kalian tidak mengenali suara itu?’ Mereka menjawab, ‘Tidak Ya Rabb. Siapa dia?’ Allah menjawab, ‘Hambaku, Yunus.’ Para malaikat kemudian berkata, ‘Hamba-Mu Yunus yang amalannya selalu dibawa naik dan doanya selalu dikabulkan?’ Mereka juga mengatakan, ‘Ya Rabb kami! Mengapa Engkau tidak mengasihi apa yang ia lakukan pada saat lapang, sehingga Kau selamatkan dia dari musibah?’ ‘Ya.’ Kata Allah. Allah kemudian memerintahkan ikan besar itu untuk memuntahkannya di daratan tandus’.”
Keutamaan Nabi Yunus ‘Alaihissalam
Allah ﷻ berfirman, “Sesungguhnya Yunus, benar-benar salah seorang rasul.” (QS. ash-Shaffat: 139). Allah menyebut Yunus dalam jajaran para nabi dalam surah An-Nisa` dan Al-An’am.
Nabi ﷺ bersabda, ‘Tidak patut bagi seorang hamba mengatakan, ‘Sungguh, aku lebih baik dari Yunus bin Mata,’ lalu ia menyebut nama ayahnya’.” (HR. Bukhori)