NABI KHIDIR ALAIHISALAM
Nama, Nasab dan Status Kenabian Khidir
Khidir diperdebatkan terkait nama, nasab, kenabian, dan apakah masih hidup sampai sekarang. Ada sejumlah pendapat yang akan kami sebutkan berikut ini InsyaAllah.
Al-Hafidz Ibnu Asakir menuturkan, “Ada yang menyatakan, Khidir adalah anak kandung Nabi Adam”.
Abu Hatim mengatakan, “nama Khidir adalah Khadhrun bin Qabil bin Adam.
Ibnu Qutaibah menyebutkan bahwa nama Khidir adalah Balia/Balya. Ada yang menyebut Balya bin Mulkan bin Faligh bin Abir bin Shalih bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh.
Imam Bukhari meriwayatkan, “Asal-usul dinamakan Khidir, karena ia bisa duduk di atas rerumputan kering yang berwarna putih. Jika rerumputan itu bergerak-gerak, akan tampak dari baliknya warna kehijauan (khadra’).” Masih banyak beberapa pendapat lain yang menyatakan tentang nama dan nasab Khidir.
Bukti kenabian Khidir karena beberapa alasan; pertama, Allah Ta’ala berfirman, “Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (QS. al-Kahfi 65)
Baca Artikel Lainnya!
Kedua, kata-kata Musa kepada Khidir, “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu? Dia menjawab, “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu? Musa berkata, “Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun.” Dia berkata, “Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu.”
Nabi Khidir Alaihisalam berwasiat kepada Musa
Berikut wasiat Nabi Khidir untuk Musa setelah Khidir mengatakan, “Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.” Banyak sekali riwayat terkait wasiat ini, , hanya saja sanad-sanadnya terputus.
Al-Baihaqi menuturkan, “Saat Musa hendak berpisah dengan Khidir, Musa berkata kepadanya, ‘Beri aku wasiat’. Nabi Khidir Alaihisalam berkata, ‘Jadilah orang yang berguna, dan jangan menjadi orang yang membahayakan, cerialah selalu dan jangan suka marah, tinggalkan gelombang dan jangan menempuh perjalanan yang tidak diperlukan.” Diriwayat lain ada tambahan, “Dan jangan marah, kecuali saat merasa kagum.”
Bisyr bin Harits mengatakan, “Musa berkata kepada Khidir, ‘Beri aku wasiat’ Khidir menjawab, “Semoga Allah memberikan kemudahan padamu untuk taat kepadanya.”
Rasulullah ﷺ berkisah tentang Nabi Khidir Alaihisalam
Rasulullah ﷺ berkata kepada para sahabat, “Maukah kalian jika kuceritakan tentang Khidir?” “Tentu wahai Rasulullah,” jawab para sahabat. Beliau menuturkan, “Suatu ketika, ia berjalan di pasar Bani Israil, seorang budak mukatib melihatnya lalu ia berkata, ‘Beri aku sedekah, semoga Allah memberkahimu.’ Nabi Khidir kemudian mengatakan, ‘Sungguh, aku beriman kepada Allah, apa pun yang Allah kehendaki, pasti terjadi. Aku tidak punya apa pun untuk kuberikan kepadamu.’ Si miskin itu berkata, ‘Dengan perantara wajah Allah, aku memintamu, bersedekahlah kepadaku, karena aku melihat langit di wajahmu, dan aku mengharapkan berkah darimu.’ Khidir kemudian mengatakan, ‘Sungguh aku beriman kepada Allah, aku tidak punya apa pun untuk kuberikan kepadamu. Tapi ambil saja aku, lalu juallah aku.’ Si miskin bertanya, ‘Benarkah itu?’ Khidir menjawab, ‘Aku mengatakan yang benar padamu. Sungguh kau telah meminta kepadaku dengan perantara suatu hal yang agung. Sungguh, aku tidak akan menyia-nyiakan permintaanmu karena menyebut wajah Rabbku sebagai perantaranya. Jual saja aku!’
Kemudian Khidir dibeli oleh seseorang, dan dipekerjakannya. Orang tersebut heran dengan Khidir, yang bisa mengerjakan sesuatu yang tidak bisa dikerjakan oleh orang lain, kemudian dia bertanya kepada Khidir, ‘Dengan wajah Allah aku bertanya padamu, bagaimana kau bisa melakukan itu, dan siapa sebenarnya kamu ini?’ Setelah Nabi Khidir Alaihisalam memberitahukan dirinya, orang tersebut berkata lagi, ‘Semoga ayah dan ibuku menjadi tebusan bagimu, Wahai Nabi Allah. Silahkan kau beri putusan terhadap keluarga dan hartaku menurut ketentuan Allah yang sampai kepadamu.’ Kemudian Nabi Khidir Alaihisalam pun dimerdekakan, dan mengucapkan, ‘Segala puji bagi Allah yang telah membuatku menjadi seorang budak dan menyelamatkanku darinya.’” Wallohu’alam