Nabi Zulkifli ‘Alaihissalam
Termasuk Seorang Nabi
Allah ﷻ berfirman, “Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Zulkifli. Mereka semua termasuk orang-orang yang sabar. Dan Kami masukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sungguh, mereka termasuk orang-orang yang Shalih”. (QS. Al Anbiyaa’: 85-86)
Dalam Ayat lain Allah ta’ala berfirman “Dan ingatlah Ismail, Ilyasa’ dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik”. (QS. Shad: 48)
Tekstual ayat Al Qur’an menyebut Zulkifli dengan pujian bersamaan dengan para tokoh nabi yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa beliau adalah seorang nabi. Ibnu Jarir dan Abu Najih meriwayatkan dari Mujahid mengatakan bahwa Zulkifli bukanlah seorang nabi, ia hanyalah seorang yang shalih. Wallaahu a’alam. Ia menjamin kaumnya untuk mengurus persoalan mereka, memutuskan perkara di antara mereka dengan adil. Ia melakukan semuanya, karenanya ia disebut Zulkifli.
Pengganti Pengurus Umat
Dalam kisah yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim, “Saat Yasa’ beranjak tua, ia berkata, ‘Aku akan menunjuk seseorang sebagai penggantiku untuk mengurus kaumku selagi aku masih hidup, agar bisa melihat bagaimana kerjanya’. Ia kemudian mengumpulkan semua orang lalu mengatakan, ‘Siapa yang mau menerima tiga hal dariku, akan kutunjuk sebagai penggantiku; puasa pada siang hari, shalat pada malam hari dan tidak marah’.” Seseorang berdiri dan menyanggupi persyaratan yang disampaikan Yasa’. Yasa’ bertanya, ‘Kau sanggup berpuasa pada siang hari, shalat pada malam hari dan tidak marah?’. ‘Ya’, jawab orang tersebut. Namun, Yasa’ menolak orang tersebut pada hari itu. Yasa’ kemudian mengatakan hal yang sama pada hari yang lain, semua orang terdiam, tetapi kemudian orang yang sebelumnya mengajukan diri, kembali berdiri dan menjawab ‘Aku’. Akhirnya Yasa’ menunjuk orang tersebut sebagai penggantinya. Dan orang tersebut adalah Zulkifli.
Setelah Zulkifli terpilih sebagai pengganti Yasa’ untuk mengurusi urusan ummat. Dia melakukan semua persyaratan yang diajukan kepadanya sebelumnya. Hingga Iblis menjadi ‘gerah’ dan berkata kepada setan, “godalah dia”. Setelah berusaha untuk menggodanya, setan tidak berhasil. Akhirnya Iblis mengatakan, “Biar aku yang menghadapinya”.
Digoda Iblis
Iblis kemudian menemui Nabi Zulkifli ‘Alaihissalam dalam wujud orang tua renta dan fakir. Iblis menemuinya pada saat Zulkifli tengah tidur siang –ia tidak pernah tidur di siang hari selain pada saat itu-. Iblis mengetuk pintunya, Zulkifli bertanya, ‘Siapa itu?’. Iblis menjawab, ‘Orang tua yang teraniaya’. Zulkifli bangun dan membukakan pintu untuknya. Iblis yang berwujud sebagai orang tua renta itu kemudian mengarang cerita untuk menyampaikan permasalahannya. ‘Aku dan kaumku terlibat permusuhan. Mereka memperlakukan diriku secara semena-mena, melakukan ini dan itu kepadaku’. Iblis terus bercerita. Hingga Zulkifli berkata kepadanya untuk datang menemuinya di sore hari nanti, ‘Jika kau mau datang sore nanti, aku akan mengembalikkan hakmu’.
Pada sore harinya, Zulkifli duduk di dalam majelisnya. Ia menanti-nanti kehadiran orang tua yang datang menemuinya di siang tadi, namun ia tak kunjung melihatnya. Pada keesokkan harinya, Iblis kembali datang menemuinya. Ia mengarang-ngarang cerita kembali. ‘Kaumku adalah kaum yang paling buruk. Saat melihatmu duduk memutuskan perkara dengan adil, mereka mengatakan akan memberikan hakku. Namun setelah engkau pergi, mereka akan kembali mengingkari hakku’. ‘Kembalilah sore nanti’, pinta Zulkifli kembali. Pada sore harinya, kembali Zulkifli duduk di dalam majelisnya untuk memutuskan perkara di antara orang-orang yang bertikai. Namun orang tua yang sudah menemuinya dua kali tak jua kunjung datang. Maka ia pulang ke rumahnya. Ia ingin beristirahat sejenak, untuk itu ia berpesan kepada salah satu dari keluarganya untuk menyampaikan kepada siapapun yang ingin menemuinya, untuk kembali datang menemuinya nanti setelah dia beristirahat.
Pada saat itulah, iblis kembali datang ke rumahnya dalam wujud yang masih sama, lelaki tua yang renta. Salah satu keluarganya mengatakan bahwa dia tidak bisa menemui Zulkifli pada saat ini. Saat Iblis tidak berbuat apa-apa, ia melihat ada sebuah lubang di dinding rumah, ia lalu memanjatnya, hingga bisa masuk ke dalam rumah.
Zulkifli terbangun dan terkaget melihat lelaki tua sudah berada di dalam rumahnya. Iblis kemudian mengakui bahwa dirinya adalah musuh Allah, ‘kau membuatku tak berdaya dalam segala hal, akhirnya aku melakukan semua yang kau lihat ini untuk membuatmu marah’. Karena itulah Allah menyebutnya ‘Zulkifli’ (Sanggup), karena ia sanggup menjamin untuk melaksanakan suatu hal, dan ia penuhi janjinya itu.
Ikut Partisipasi Mendukung Program, Salurkan Donasi Anda di Sini!