- Nabi Yusuf Mendapat Tugas Kenabian
Alloh berfirman, “Ingatlah, ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, ‘Wahai ayahku! Sungguh, aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku.’ Dia (ayahnya) berkata, ‘wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, mereka akan membuat tipu daya untuk membinasakanmu. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia.’ Dan demikianlah, Rabb memilih engkau (untuk menjadi Nabi) dan mengajarkan kepadamu sebagian dari takwil mimpi dan menyempurnakan (nikmat-Nya) kepadamu dan kepada keluarga Ya’qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada kedua orang kakekmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishaq. Sungguh, Rabbmu Maha Mengetahui, Mahabijaksana’.” (QS. Yusuf : 4-6)
- Rencana Pembunuhan Yusuf
Alloh berfirman, “Sungguh, dalam kisah Yusuf dan saudara-saudaranya terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang bertanya. Ketika mereka berkata, ‘Sesungguhnya, Yusuf dan saudaranya (Bunyamin) lebih dicintai ayah daripada kita, padahal kita adalah satu golongan (yang kuat). Sungguh, ayah kita dalam kekeliruan yang nyata. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian ayah tertumpah kepadamu, dan setelah itu kamu menjadi orang yang baik.’ Seorang di antara mereka berkata, ‘Janganlah kamu membunuh Yusuf, tetapi masukkan saja dia ke dasar sumur agar dia dipungut oleh sebagian musafir, jika kamu hendak berbuat’.” (QS. Yusuf : 7-10)
- Yusuf Diperjual-Belikan Sebagai Budak
Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Nauf Al Bakkali, As Suddi, Qatadah, Athiyah Al Aufa menuturkan, “Mereka menjual Yusuf seharga 20 dirham, lalu mereka bagi satu orang dua dirham.” Mujahid mengatakan, “20 dua dirham.” Ikrimah dan Muhammad bin Ishaq mengatakan, “Empat puluh dirham.” Wallahu a’lam.
Para mufassir menuturkan, “Penduduk Mesir yang membeli Yusuf adalah pemimpin, tepatnya salah seorang menteri Mesir, seluruh harta simpanan dan kekayaan Mesir diserahkan kepadanya.” Ibnu Ishaq menuturkan, “Namanya Isthafir bin Ruhaib. Raja Mesir saat itu adalah Rayyan bin Walid, seseorang berasal dari kabilah Amaliq. Nama istri menteri Mesir tersebut adalah Ra’il binti Ramayil.” Yang lain menyatakan, “Namanya Zulaikha.” Sepertinya, Zulaikha adalah julukannya. Yang lain menyebut Faka binti Yanus. Demikian diriwayatkan Ats Tsa’labi dari Ibnu Hisyam Ar Rifa’i.
- Anugerah dari Allah yang Diberikan kepada Yusuf
Firman-Nya, “Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir),” yaitu Kami takdirkan penguasa Mesir dan istrinya untuk berbuat baik dan memperhatikan Yusuf, seperti itu pula Kami memberikan kedudukan baik kepadanya di negeri Mesir. “Dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi,” yaitu Kami membuatnya memahami takwil mimpi, “Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya,” yaitu ketika Allah menghendaki sesuatu, Allah menakdirkan sebab-sebab dan sejumlah hal yang tidak diketahui manusia. Oleh karena itu, Allah ﷻ berfirman, “Tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.”
- Yusuf Digoda oleh Istri Tuannya
Allah menuturkan godaan yang dilakukan istri penguasa Mesir itu kepada Yusuf dan meminta Yusuf melakukan sesuatu yang tidak patut dengan kondisi dan kedudukannya. Istri penguasa Mesir itu sangat cantik, memiliki banyak harta, kedudukan dan masih muda. Ia menutup pintu-pintu rumah, bersiap dan berdandan untuk merayu Yusuf, mengenakan pakaian terbaik dan paling mewah yang ia miliki, di samping itu ia adalah istri seorang menteri. Selain itu, Yusuf juga seorang pemuda yang sangat tampan lagi menawan. Namun karena ia adalah seorang nabi, berasal dari keturunan para nabi, akhirnya Allah melindungi Yusuf dari perbuatan keji, melindunginya dari tipu daya wanita. (Lihat: Surat Yusuf ayat 23-29)
- Ketampanan Nabi Yusuf
“Ketika perempuan-perempuan itu melihatnya, mereka terpesona kepada (keelokan rupa)nya, yaitu mereka mengagungkan, memuliakan, dan merasa segan kepada Yusuf, mereka tidak mengira ada sosok manusia sedemikian tampan, keelokan wajah Yusuf membuat mereka terpesona, hingga melukai tangan mereka dengan pisau-pisau itu tanpa mereka sadari, “Seraya berkata, ‘Mahasempurna Allah, ini bukanlah manusia. Ini benar-benar malaikat yang mulia’.”
Disebutkan dalah hadits Isra’, Rasulullah ﷺ melintas di hadapan Yusuf, ia diberi separuh keelokan rupa.” As Suhaili dan imam lainnya menuturkan, “Artinya, ia memiliki separuh keelokan rupa Adam, karena Allah menciptkan Adam dengan tangan-Nya, meniupkan ruh (ciptaan)-Nya padanya, sehingga Adam adalah sosok manusia paling rupawan. Karena itulah para penghuni surga masuk ke dalam surga dengan postur tinggi dan keelokan rupa seperti Adam.
- Nabi Yusuf Diangkat sebagai Bendahara Negara
Setelah sebelumnya Nabi Yusuf mendekam di penjara dan terbukti Yusuf tidak bersalah dan terbebas dari segala tuduhan yang diarahkan kepadanya, “Raja berkata, ‘Bawalah dia (Yusuf) kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang dekat kepadaku. Yaitu aku akan menjadikannya sebagai orang dekatku, salah satu pembesar negara, salah satu ajudanterdekatku. Setelah raja berbicara dengan Yusuf, mendengar penjelasannya, dan terbukti kondisi sebenarnya, “Dia (raja) berkata, ‘Sesungguhnya, kamu mulai hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami dan dipercaya’,”.
- Yusuf Menikah dengan Zulaikha
Menurut satu pendapat bahwa saat suami Zulaikha meninggal dunia, Yusuf menikahi Zulaikha masih perawan karena suaminya tidak punya keinginan terhadap wanita. Zulaikha kemudian melahirkan dua anak Yusuf; Afrayim dan Mansa. Kekuasaan Mesir kemudian diserahkan kepada Yusuf.
- Seluruh Keluarga Ya’qub Berkumpul Kembali
“Maka ketika mereka masuk ke tempat Yusuf, dia merangkul dan menyiapkan tempat untuk kedua orang tuanya seraya berkata, ‘Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman.’ Dan dia menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana. Dan mereka semua tunduk bersujud kepada (Yusuf). Dan dia (Yusuf) berkata, ‘Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu. Dan sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya kenyataan. Sesungguhnya, Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu daru dusun, setelah setan merusak hubungan antara aku dengan saudara-saudaraku. Sungguh Tuhanku Mahalembut terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS. Yusuf : 99-100)
Ini kabar tentang menyatunya kembali orang-orang tercinta setelah sekian lama terpisah, yang menurut salah satu sumber selama 80 tahun, yang lain menyebut 30 tahun. Kedua pendapat ini diriwayatkan dari Hasan. Yang lain menyebut 35 tahun, seperti yang disampaikan Qatadah. Muhammad bin Ishaq menyatakan, “Mereka menyebutkan, Yusuf berpisah dengan Ya’qub selama 18 tahun.” Ibnu Ishaq juga menyatakan, “Ahli kitab menyatakan, Yusuf berpisah dengan Ya’qub selama 40 tahun. Wallohu’alam
Ikut Partisipasi Mendukung Program, Salurkan Donasi Anda di Sini!