Nabi Adam ‘Alaihissalam adalah manusia pertama di muka bumi. Dialah nenek moyang manusia. Pendapat yang menyatakan bahwa nenek moyang manusia berasal dari kera sebagaimana yang dinyatakan oleh Charles Darwin merupakan pendapat yang batil. Alloh memberitahukan keinginan-Nya untuk menciptakan Adam kepada para malaikat. Mereka kemudian bertanya untuk mencari tahu dan mengungkapkan hikmah di balik penciptaan Adam dan keturunannya. Alloh ﷻ berfirman, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. al-Baqoroh: 30).
Alloh memuliakan Nabi Adam dengan mengajarkan ilmu kepadanya hingga melampaui ilmu para malaikat. Alloh ﷻ berfirman, “Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama benda semuanya.” (QS. al-Baqoroh: 30). Ibnu Abbas radhiyallohu’anhuma menafsirkan, “Yang dimaksud adalah nama-nama benda yang diketahui manusia, mulai dari manusia, hewan, bumi, tanah, lautan, gunung, unta, keledai, dan nama-nama benda lainnya.”
Alloh memberikan empat kemuliaan kepada Adam; menciptakannya dengan tangan kanan-Nya secara langsung, meniupkan ruh kepada Adam, memerintahkan para malaikat untuk sujud kepadanya dan mengajarkan nama benda kepadanya. Alloh ﷻ berfirman, “Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud”. (QS. al-Hijr: 29)
Pada saat Nabi Adam ‘Alaihissalam telah diciptakan, Alloh memerintahkan kepada penghuni langit, yang terdiri dari malaikat dan iblis untuk bersujud kepadanya, maka bersujudlah para malaikat itu semuanya kecuali iblis. Ia enggan untuk ikut sujud bersama-sama para malaikat karena keangkuhan dan kesombongannya. Iblis membandingkan dirinya dengan Adam melalui analogi, lalu menilai dirinya lebih mulia daripada Adam sebab Alloh ciptakan iblis dari api sedang Dia ciptakan Adam dari tanah. Menurut praduga Iblis bahwa api lebih baik daripada tanah. Penilaian iblis keliru, karena tanah lebih bermanfaat dan lebih baik daripada api. Karena tanah mengandung unsur ketenangan, ketabahan, kesabaran, dan pertumbuhan, berbeda dengan api, yang mengandung unsur gegabah, kedunguan, tergesa-gesa dan membakar.
Iblis dikeluarkan dari surga akibat dari keangkuhan dan kesomboongan kepada Alloh. Sesungguhnya ia adalah makhluk yang terkutuk. Iblis meminta kepada Alloh agar diberi tangguh waktu kehidupan hingga hari kiamat. Alloh mengabulkan permintaannya. Ia bersumpah di hadapan Alloh akan menyesatkan seluruh manusia kecuali hamba-hamaba-Nya yang terpilih. Ia pun bersumpah akan memenuhi neraka jahanam dengan manusia. Ia juga akan menghalangi manusia dari jalan yang lurus dengan berbagai macam cara.
Alloh tempatkan Nabi Adam ‘Alaihissalam di surga. Kemudian Dia menciptakan Hawa sebagai pasangan hidupnya. Ia diciptakan dari tulang rusuk Adam. Kenapa disebut Hawa? Karena dia diciptakan dari benda yang hidup. Mereka berdua mengarungi kehidupan di surga penuh dengan suka cita. Mereka berdua dapat memakan dengan nikmat berbagai makanan yang ada di sana dengan sesukanya. Akan tetapi mereka dilarang mendekati satu pohon yang buahnya terlarang untuk dimakan. Alloh ﷻ berfirman, “Dan Kami berfirman: “Hai Adam, tinggallah engkau dan isterimu di surga ini, dan makanlah dengan nikmat berbagai makanan yang ada di sana sesukamu, tetapi janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. al-Baqoroh: 35)
Alloh berpesan kepada keduanya bahwa iblis adalah musuh yang nyata dan janganlah sampai mengeluarkan mereka berdua dari surga yang menyebabkan mereka berdua menjadi sengsara. Sebab kehidupan di surga adalah kehidupan penuh kelezatan dan kenikmatan.
Iblis merayu dan membujuk Adam dan Hawa dengan tipu dayanya agar mereka berdua memakan buah terlarang tersebut. Akan tetapi keduanya tidak sanggup melaksanakan pesan-pesan dari Alloh Ta’ala. Mereka berdua terpedaya dengan godaan dan rayuan iblis. Alloh ﷻ berfirman, “Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon keabadian (khuldi) dan kerajaan yang tidak akan binasa? (QS. Thoha: 120). Alloh ﷻ berfirman, “Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)”. Dan dia setan bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua.” (QS. al-A’rof: 20 dan 21)
Adam dan isterinya mencicipi buah terlarang kemudian nampaklah dari keduanya aurat-aurat mereka berdua dan mulailah mereka menutupinya dengan daun-daun dari surga. Pada saat demikian, Robb menyeru mereka, “Bukankah aku telah melarang kamu dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan musuh yang nyata bagi kamu berdua? Kemudian mereka berdua mengakui dosa dan kesalahannya. Lalu merendahkan diri, tunduk, bertaubat dan memohon ampun kepada Alloh. Berbeda seratus delapan puluh derajat dengan keadaan iblis ketika enggan bersujud kepada Adam. Ia bukannya bertaubat malah menyombongkan dirinya, menantang, dan memprotes hukum serta perintah Alloh. Alloh ﷻ berfirman: “Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. al-A’rof: 23)
Setelah itu Alloh memerintahkan kepada Adam, Hawa, dan iblis turun ke bumi sebagai tempat kediaman. Mereka menempati kehidupan di dunia, kehidupan yang dipenuhi kesengsaraan dan kesusahan berbeda dengan kehidupan di surga, kehidupan yang dipenuhi kenikmatan dan kebahagiaan. Alloh ﷻ berfirman: “Turunlah kamu sekalian, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan.” (QS. al-A’rof: 24)
Adam dan Hawa mulai menjalani kehidupan baru di dunia. Adam dikeluarkan dari surga pada hari Jum’at. Sebagian ulama berpendapat bahwa lokasi turunnya Adam di India. Alloh menurunkan Adam dari surga ke bumi dan mengajarkan kerajinan padanya dan membekali buah-buahan dari surga. Alloh menganugerahkan kepada Adam keturunan. Sebagaian ulama berpendapat bahwa Hawa melahirkan sebanyak 120 kali, setiap kelahiran dua anak sepasang; lelaki dan perempuan, yang paling tua adalah Qabil dan saudarinya, Iqlimiya. Setelah itu populasi manusia menyebar di belahan dunia dan berkembang biak.
Kemudian Alloh utus Adam di tengah-tengah mereka. Dia adalah nabi pertama di muka bumi. Alloh memberikan kepadanya berbagai lembaran-lembaran yang dijadikan petunjuk dalam membimbing umatnya. Nabi Adam hidup di dunia selama 1000 tahun. Sebelum wafat, dia berwasiat kepada anaknya yang bernama Syaits. Ia mengajarkan kepada Syaits siang dan malam tentang perkara-perkara ibadah. Setelah Adam meninggal dunia, tugas keagamaan dipegang oleh Syaits.
Ikut Partisipasi Mendukung Program, Salurkan Donasi Andi di Sini!